Penasaran  Misi Rahasi Band Coldplay ke Indonesia? Begini Penjelasannya

Ilustrasi (Dok:Net)

 JAKARTA (SURYA24.COM)- Coldplay adalah band rock Inggris yang terkenal di seluruh dunia berkat lagu-lagu hits mereka yang populer dan musik yang indah. Sejak pembentukannya pada tahun 1996 di London, band ini telah merilis sembilan album studio dan memenangkan banyak penghargaan musik, termasuk tujuh Grammy Awards. Bahkan dikabarkan dalam tahun ini mereka akan berkunjung ke Indonesia. Yang terang mereka tidak sekedar main music tapi membawa misi apa itu? Berikut ulasannya 

Sejarah dan Perjalanan Karir

Coldplay dibentuk oleh empat orang mahasiswa yang bertemu di University College London pada tahun 1996. Mereka adalah Chris Martin (vokal, piano, gitar), Jonny Buckland (gitar), Guy Berryman (bass), dan Will Champion (drum, backing vocal).

Pada tahun 1998, Coldplay merilis EP pertama mereka, "Safety", yang membuat mereka terkenal di industri musik Inggris. Namun, keberhasilan mereka yang sesungguhnya datang pada tahun 2000 dengan album debut mereka, "Parachutes". Album ini mencapai sukses besar dan menjadikan Coldplay sebagai salah satu band rock terpopuler di dunia.

Sejak itu, Coldplay terus merilis album yang sukses secara komersial dan mendapatkan pengakuan kritis. Album kedua mereka, "A Rush of Blood to the Head" (2002), dinobatkan sebagai Album Terbaik Tahun Ini oleh majalah musik Rolling Stone dan memenangkan dua Grammy Awards. Album ketiga mereka, "X&Y" (2005), debut di nomor satu di tangga lagu Inggris dan AS.

 

Namun, album keempat mereka, "Viva la Vida or Death and All His Friends" (2008), dianggap sebagai album yang paling sukses dalam karir mereka. Album ini memenangkan empat Grammy Awards, termasuk Album of the Year, dan debut di nomor satu di tangga lagu Inggris dan AS.

Pada tahun 2011, Coldplay merilis album kelima mereka, "Mylo Xyloto", yang juga sukses besar dan mendapatkan nominasi untuk Album of the Year di Grammy Awards. Album keenam mereka, "Ghost Stories" (2014), dan album ketujuh mereka, "A Head Full of Dreams" (2015), terus memperkuat posisi Coldplay sebagai salah satu band rock terbesar di dunia.

Pada tahun 2019, Coldplay merilis album kedelapan mereka, "Everyday Life", yang berbeda dari album sebelumnya dalam hal konsep dan gaya musik. Album ini sukses secara kritis dan komersial, dan menandakan bahwa Coldplay masih memiliki daya tarik yang kuat dalam industri musik.

Karakteristik Musik

Coldplay dikenal dengan musik mereka yang indah, melankolis, dan penuh emosi. Lagu-lagu mereka sering menggabungkan piano, gitar, dan drum dengan suara orkestra, synthesizer, dan elemen elektronik. Lirik-lirik mereka sering tentang kehidupan, cinta, kehilangan, dan harapan.

Lagu-lagu hits mereka yang terkenal di seluruh dunia antara lain "Yellow", "Clocks", "The Scientist", "Viva la Vida", "Paradise", "Fix You", dan banyak lagi. Lagu-lagu ini dikenal dengan mel

Misi Penyelamatan Bumi

Dikutip dari intisari-online.com,  Coldplay merupakan band pop rock terkemuka di dunia. Mereka telah menjual lebih dari 100 juta album dan meraih ratusan penghargaan.

Band yang berasal dari Inggris ini tidak hanya membuat musik yang berkualitas dan digemari banyak orang. Mereka juga memiliki tujuan untuk melindungi bumi dengan musik dan aksi mereka.

Belakangan, viral di Indonesia setelah secara resmi mengumumkan akan manggung di Indonesia pada 15 November 2023 mendatang.

Musik untuk Bumi Coldplay terkenal sebagai band yang peduli dengan isu-isu lingkungan dan sosial. 

Beberapa lagu mereka berisi pesan-pesan tentang pentingnya merawat bumi dan kehidupan di dalamnya. Contohnya, lagu Trouble in Town yang mengecam ketidakadilan dan kekerasan yang terjadi di berbagai penjuru dunia.

Atau lagu Orphans yang bercerita tentang kesengsaraan anak-anak korban perang di Suriah. Album teranyar Coldplay, Music of the Spheres, juga memiliki tema yang berkaitan dengan bumi dan alam semesta.

Album ini terinspirasi oleh buku The Music of the Spheres: The History of Music and Mathematics karya Jamie James, yang membahas tentang hubungan antara musik dan matematika dalam menjelaskan fenomena-fenomena alam.

Album ini berisi 12 lagu yang mewakili 12 planet dalam tata surya kita, termasuk bumi. Dalam sebuah wawancara dengan BBC, vokalis Coldplay Chris Martin mengatakan bahwa album ini adalah cara mereka untuk mengekspresikan rasa cinta dan kagum mereka terhadap bumi dan alam semesta.

"Kami mencoba untuk membuat musik yang mencerminkan keindahan dan keajaiban alam semesta, dan juga mengingatkan kita bahwa kita harus menjaga bumi kita," katanya.

Tur Dunia Hijau Selain melalui musik, Coldplay juga berusaha untuk menyelamatkan bumi dengan melakukan aksi nyata.

Salah satunya adalah dengan menggelar tur dunia yang ramah lingkungan. Pada tahun 2019, Coldplay mengumumkan bahwa mereka tidak akan melakukan tur untuk album Everyday Life karena khawatir akan dampak buruknya terhadap lingkungan.

 

Mereka hanya melakukan beberapa konser tunggal yang menggunakan energi terbarukan.

Namun, pada tahun 2021, Coldplay mengumumkan bahwa mereka akan melakukan tur dunia untuk album Music of the Spheres dengan berbagai inisiatif untuk mengurangi jejak karbon mereka.

Tur ini akan dimulai pada Maret 2022 di Kosta Rika, salah satu negara dengan tingkat pembangkitan energi terbarukan tertinggi di dunia, dan berakhir pada September 2022 di Brasil.

Coldplay telah merancang sebuah rencana 12 poin untuk membuat tur mereka lebih berkelanjutan. Beberapa poinnya adalah:

Mengurangi emisi CO2 sebesar 50% dibandingkan dengan tur sebelumnya pada tahun 2016-2017. Menggunakan energi terbarukan hampir sepenuhnya untuk menggerakkan pertunjukan mereka.

Memasang lantai kinetik yang dapat menyerap energi dari gerakan penggemar selama konser dan mengubahnya menjadi listrik. Memasang panel surya di lantai, panggung, dan tempat lain di stadion terbuka sejak band tiba, untuk menghasilkan listrik sebelum konser dimulai.

Membangun panggung dari bahan-bahan yang dapat digunakan kembali dan berkelanjutan seperti bambu dan baja daur ulang. Merancang rute tur yang meminimalkan penerbangan, dan membayar biaya tambahan untuk bahan bakar udara yang lebih berkelanjutan.

Memberikan diskon di tempat konser bagi penonton yang datang menggunakan kendaraan ramah lingkungan.

Kemudian albih Music of Spheres juga menunjukkan bagaimana Coldplay mencoba untuk membuat musik yang mencerminkan keindahan dan keajaiban alam semesta, dan juga mengingatkan kita bahwa kita harus menjaga bumi kita.

 

Album ini juga menampilkan beberapa kolaborasi dengan musisi lain, seperti BTS, Selena Gomez, dan Jacob Collier.***